PENGELOLAAN AIR LIMBAH Teknik Sipil Mengenal Lebih Dekat Tentang Pengolahan Air Limbah Dari Aspek Fisika - Adika Tirta Daya Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH Indikator Kualitas Limbah Cair - Indonesia Environment & Energy Center Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah Teknologi Milenial Pengurai Limbah Cair Teknologi Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah Berikut ini termasuk bahan-bahan alami yang biasan… Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik - e-Learning Sekolah … PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Lengkap Garambang Blog Berikut yang termasuk carapengolahan air limbar secaraalami, kecuali … - LIMBAH Science Quiz - Quizizz Teknologi Pengolahan Air Limbah - Indonesia Environment & Energy Center Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah Ipa PDF Makalah pengolahan air limbah Prinsip Kerja Proses Pengolahan Limbah Cair - Jurnal PT. Tenang Jaya Sejahtera PDF Pedoman Pengolahan Air Limbah Industri Pengolahan Ikan di Indonesia PENGHILANGAN AMONIAK DI DALAM AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSESMOVING BED BIOFILM REACTOR MBBR Soal Ujian Pendidikan Lingkugan Hidup PDF Peran Teknologi Pengolahan Air Limbah dalam Mencegah Penyebaran Virus - Institut Teknologi Bandung PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH IPAL DI KAWASAN PELABUHAN PT. PELINDO I CABANG BELAWAN, KOTA MEDAN RIYAN FERNANDE Jual Produk Buku Teknologi Pengolahan Air Termurah dan Terlengkap Oktober 2021 Bukalapak PERENCANAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DENGAN SISTEM TERPUSAT Pas Prakarya Dan Kewirausahaan Kelas 11 PDF Membuat alat penjernih air dapat dilakukan dengan bahan alami dan bahan buatan. Di bawah - Yang Kalian Harus Ketahui Tentang Pencemaran oleh Limbah Cair! - Indonesia Environment & Energy Center Teknik Pengolahan Air Limbah - Bisakimia Water Treatment Tahap-Tahap Pengolahan Air - Indonesia Environment & Energy Center Makalah pengolahan air limbah Penjelasan Limbah dan 4 Jenis Limbah Berdasarkan Wujud nya - Indonesia Environment & Energy Center TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH Pengolahan Limbah Secara Biologis Biological treatment - Universal Eco Pengolahan Limbah Secara Alamiah Sinar Global Consultant - 2 CARA MENGOLAH AIR LIMBAH AGAR AMAN UNTUK LINGKUNGAN, MAU TAHU ? 1. Secara alami Pengolahan air limbah secara alami dapat dilakukan dengan membuat kolam stabilisasi. Di kolam Peran Teknologi Pengolahan Air Limbah dalam Mencegah Penyebaran Virus - Institut Teknologi Bandung Jual Produk Buku Teknologi Pengolahan Air Termurah dan Terlengkap Oktober 2021 Bukalapak Makalah pengolahan air limbah STUDI PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH IPAL DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA CATHRINE ANGELINA HULU 15040 Jual Produk Buku Teknologi Pengolahan Air Termurah dan Terlengkap Oktober 2021 Bukalapak BAB II TINJAUAN PUSTAKA PengertianLimbah danLimbah Cair Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau TEKNOLOGI BIOFILTER ANAEROB-AEROB UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah EVALUASI BOD COD dan TSS PADA PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH LUMPUR AKTIF SISTEM EXTENDED AERATION di INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIM Parameter Pencemaran Lingkungan Hidup BAB II TINJAUAN PUSTAKA PengertianLimbah danLimbah Cair Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau Jual Produk Buku Teknologi Pengolahan Air Termurah dan Terlengkap Oktober 2021 Bukalapak Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah Tangga Sanitasi Jual Produk Buku Teknologi Pengolahan Air Termurah dan Terlengkap Oktober 2021 Bukalapak BAB II TINJAUAN PUSTAKA PengertianLimbah danLimbah Cair Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau PENGHILANGAN AMONIAK DI DALAM AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSESMOVING BED BIOFILM REACTOR MBBR TEKNOLOGI BIOFILTER ANAEROB-AEROB UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK ANALISA KADAR TEMBAGA Cu, ZINKUM Zn DAN KLORIDACl PADA LIMBAH DOMESTIK DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PERUSAHAAN DAER Pengolahan Limbah Secara Alamiah TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DAN AIR LIMBAH PENGOMPOSAN. - ppt download Jenis Limbah dan Pengolahan Air Limbah TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DAN AIR LIMBAH Soal IPA Kelas 11 SMA/MA/SMK 2021 dan Kunci Jawabannya Teknologi Milenial Pengurai Limbah Cair Teknologi Pengolahan Limbah Secara Biologis Biological treatment - Universal Eco ANALISIS KADAR NITRIT NO2 PADA AIR LIMBAH DOMESTIK DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PDAM TIRTANADI CEMARA MEDAN LAPORAN TUG Penerapan Konsep Green Building Pada KPKNL Cirebon Soal Lingkungan Hidup PDF Teknologi Milenial Pengurai Limbah Cair Teknologi 2 Jenis Proses Pengolahan Air Limbah - TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DAN AIR LIMBAH Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis Pengolahan Limbah Secara Alamiah INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PEMANFAATAN LIMBAH PADAT BERSIFAT ZEOLITIK DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH ARTIFICIAL YANG MENGANDUNG CHROME DENGAN METODE MULTI SOI BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil Analisa dimensi bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL dapat disimpulkan PENGELOLAAN AIR LIMBAH YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN BANGUNAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN Teknologi Milenial Pengurai Limbah Cair Teknologi PENENTUAN BEBERAPA PARAMETER MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTANADI C BAB I DAUR ULANG AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN TEKNOLOGI BIOFILTER DAN HYBRID CONSTRUCTED WETLAND DI KAWASAN PESISIR Domestic Wastew Pengolahan Limbah Secara Alamiah 2 Jenis Proses Pengolahan Air Limbah - PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN KELUHAN KESEHATAN PEKERJA DI PT. INKA PERSERO KOTA MADIUN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Lengkap Garambang Blog INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR 2 Jenis Proses Pengolahan Air Limbah - Pengolahan Air Limbah Secara Alami PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH IPAL PASAR TRADISIONAL PADANG BULAN DI KECAMATAN MEDAN BARU, KOTA MEDAN DEBORA TR Soal Biologi Pengolahan Limbah Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban - Muttaqin id Mppkr9 worksheet Alat penjernih air Other Quiz - Quizizz Sampah organik yang dapat dan tidak dapat masuk ke kompos — Pengolahan Limbah Secara Alamiah Pengertian Pengolahan limbah cair primer Berkenalan dengan Jenis Limbah dan Solusinya - Adika Tirta Daya Soal Prakarya Putra PDF 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Limbah Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika Potret 5 Lima TPA Memanfaatkan Gas Metan CH4 Jurnal Power Plant 61 Sistem Pengolahan Air Limbah Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Studi Kasus PLTU Muara Karang Abs
CaraKerja Aplikasi Shopback; Contoh Askeb Kb Implant Patologi; Cara Reset Tablet Advan T1j; Streaming Radio Tasikmalaya; Sydney Prize 2021 Hari Ini; Nonton Drakor About Is Love; Streaming Boruto Episode Terbaru; Harga Innova Tahun 2005; Streaming Crows Zero 3; Berikut Yang Termasuk Cara Pengolahan Air Limbah Secara Alami KecualiTATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH B3 Admin dlh 30 September 2019 132429 kali GIAT DLH Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan pelaku pengelolaan limbah B3 antara lain Penghasil Limbah B3 Pengumpul Limbah B3 Pengangkut Limbah B3 Pemanfaat Limbah B3 Pengolah Limbah B3 Penimbun Limbah B3 Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa adanya proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat pencemar yang sudah dipisahkan atau konsentrat belum tertangani dengan baik, sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat mengancam kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu limbah B3 perlu dikelola antara lain melalui pengolahan limbah B3. Gambar Limbah B3 Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses, maupun upaya reduksi lainnya. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-05/Bapedal/09/1995. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian atau dekomposisi saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan. Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-01l/Bapedal/09/1995. Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi. Pengumpulan dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan pada ketentuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-01/Bapedal/09/1995 yang menitikberatkan pada ketentuan tentang karakteristik limbah, fasilitas laboratorium, perlengkapan penanggulangan kecelakaan, maupun lokasi. Kegiatan pengangkutan perlu dilengkapi dengan dokumen pengangkutan dan ketentuan teknis pengangkutan. Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Peraturan pengangkutan yang menjadi acuan adalah peraturan pengangkutan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektifitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbakar harus dilengkapi dengan head shields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapan Material Safety Data Sheets MSDS yang ada di setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan. Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang recycle, perolehan kembali recovery dan penggunaan kembali reuse limbah B3 yang dlihasilkan ataupun bentuk pemanfaatan lainnya. Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi, solidifikasi secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan. Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umum diterapkan adalah sebagai berikut Metode Pengolahan secara Kimia, Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap koloid, logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan tergantung jenis dan kadar limbahnya. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia yang umum dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi. Stabilisasi/ solidifikasi adalah proses mengubah bentuk fisik dan/atau senyawa kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu untuk memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Definisi stabilisasi adalah proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur, dan bahan termoplastik. Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur CaOH2, dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995. Apabila konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan menjadi bentuk hidroksidanya. Hal ini dilakukan dengan larutan kapur CaOH2 atau natrium hidroksida NaOH dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan. Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH dimana hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali misalnya air kapur, sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [CrOH3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor FeSO4, SO2, atau Na2S2O5. Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara menambahkan senyawa kimia tertentu yang larut dan dapat menyebabkan terbentuknya padatan. Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida, dan garam – garam besi. Adanya complexing agent, misalnya NTA Nitrilo Triacetic Acid atau EDTA Ethylene Diamine Tetraacetic Acid, menyebabkan presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut harus dihancurkan sebelum proses presipitasi akhir dari seluruh aliran, dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sulfida yang memiliki karakteristik pengendapan yang baik. Pengendapan fosfat, terutama pada limbah domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophicationdari permukaan. Presipitasi fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu penambahan slaked lime, garam besi, atau garam alumunium. Koagulasi dan Flokulasi digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi dari cairan jika kecepatan pengendapan secara alami padatan tersebut lambat atau tidak efisien. Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan. Beberapa kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani hampir seluruh polutan anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau toksik, dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi. Pengolahan kimia dapat meningkatkan jumlah garam pada effluent, meningkatkan jumlah lumpur sehingga memerlukan bahan kimia tambahan akibatnya biaya pengolahan menjadi mahal. Metode Pengolahan secara Fisik Sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, dilakukan penyisihan terhadap bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung. Penyaringan atau screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi clarification atau pemekatan lumpur endapan sludge thickening dengan memberikan aliran udara ke atas air flotation. Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik misalnya fenol dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut. Teknologi membran reverse osmosis biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal. Evaporasi pada umumnya dilakukan untuk menguapkan pelarut yang tercampur dalam limbah, sehingga pelarut terpisah dan dapat diisolasi kembali. Evaporasi didasarkan pada sifat pelarut yang memiliki titik didih yang berbeda dengan senyawa lainnya. Metode insinerasi atau pembakaran dapat diterapkan untuk memperkecil volume limbah B3. Namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengendalian agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara. Pengolahan secara insinerasi bertujuan untuk menghancurkan senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung B3. Insinerator adalah alat untuk membakar sampah padat, terutama untuk mengolah limbah B3 yang perlu syarat teknis pengolahan dan hasil olahan yang sangat ketat. Ukuran, desain dan spesifikasi insinerator yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan jumlah limbah yang akan diolah. Insinerator dilengkapi dengan alat pencegah pencemar udara untuk memenuhi standar emisi. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% volume dan 75% berat. Teknologi ini bukan solusi terakhir dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Kelebihan metode pembakaran adalah metode ini merupakan metode hemat uang di bidang transportasi dan tidak menghasilkan jejak karbon yang dihasilkan transport seperti pembuangan darat. Menghilangkan 10% dari jumlah limbah cukup banyak membantu mengurangi beban tekanan pada tanah. Rencana pembakaran waste-to-energy WTE juga memberikan keuntungan yang besar dimana limbah normal maupun limbah B3 yang dibakar mampu menghasilkan listrik yang dapat berkontribusi pada penghematan ongkos. Pembakaran 250 ton limbah per hari dapat memproduksi megawatt listrik sehari berharga $3 juta per tahun. Kerugian metode pembakaran adalah adanya biaya tambahan dalam pembangunan instalasi pembakaran limbah. Selain itu pembakaran limbah juga menghasilkan emisi gas yang memberikan efek rumah kaca. Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi atau heating value limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan. Metode Pengolahan secara Biologi Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang berkembang dewasa saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3. Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di dalam ekosistem. Metode Pembuangan Limbah B3 Sumur dalam atau sumur injeksi deep well injection Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih diperlukan pengkajian yang integral terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak dilakukan antara tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang dibangun setelah tahun 1980. Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat. Kolam penyimpanan atau Surface Impoundments Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang diperuntukkan khusus bagi limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara. Landfilluntuk limbah B3 atau Secure Landfills Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tingkat tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 dimasukkan kedalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalamlandfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Metode secure landfillmerupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk. hz3KFx9. 107 353 449 469 431 487 295 99 30