Caramenata ruang tamu dan dapur juga harus disesuaikan agar tercipta adanya kesinambungan antar ruangan di dalam rumah. Selanjutnya, untuk memaksimalkan ruang, anda cukup membeli peralatan seperlunya. Di sini kita akan mulai dengan penataan bagian ruang tamu terlebih dahulu, berikut ini beberapa upaya yang bisa anda aplikasikan.[Satu exsplorasi. Untuk menghindari dari pertunjukan balackout’] Pernahkah menangani pertunjukan dengan adegan yang cukup banyak? Suatu kali usai pertunjukan teater, seorang penonton berkata; nonton teater coma’. Kenapa? Karena adegan dalam pertunjukan itu pendek-pendek dan adegannya cukup banyak. Sehingga pergantian adegan menjadi mengganggu. Hal seperti ini perlu disiasati. Untuk menghindari, seperti apa yang dikatakan penonton diatas nonton teater blackout’ Dalam panggung pertunjukan, salah satu unsur artistik adalah lighting. Dengan lighting semua bisa dilihat dan semua bisa diamati [visibilitas]. Lighting dan setting menjadi sebuah kebutuhan untuk mendapatkan ekspresi visual, guna menunjang pertunjukan menjadi baik. Seorang Lighting Disainer [LD] perlu memikirkan seperti apa visual yang akan dibuat? Yang tentunya senapas dengan adegan dan Juga untuk menjaga kesinambungan adegan berjalan. Misalkan pergantian Que, pemindahan fokus, transisi adegan dengan adegan selanjutnya atau pergantian babak. Untuk menjaga supaya alur pertunjukan terasa pas. Maka diperlukan exsplorasi, untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan pilihan ekspresi. Tidak menutup kemungkinan memanfaatkan dengan apa yang ada di panggung, juga bisa mengkombinasikan setting dengan ciklorama [back drib]. Berikut contoh foto dan video Rancangan dan representasi Graha Bhakti Budaya. Judul ;TitikTerang [sidang rakyat dimulai]. Prod Satu Merah Panggung. Naskah/Strd Ratna Sarumpaet. LightAzis Dyink Kombinasi seting & ciklorama [dorsum drop] Graha Bhakti Budaya [TIM]. Judul Horas Amang. Prod Teater Legiun. Naskah/Strd Ibas Aragi. Light Azis Dyink Graha Bhakti Budaya [TIM]. Judul Mastodon dan Burung Kondor. Prod Bengkel Teater Rendra. Std Ken Zuraida. Arts Aidil Usman. Lite Azis Dyink Ekplorasi siluet & video proyektor Gedung Kesenian Dki jakarta. Judul Kenapa Ryan Berubah. Prod Pekcho Teater. Low-cal Azis Dyink. Foto dok. Pekcho Teater Besar [TIM]. Judul Lutung Kasarung. Std. Didi Petet. Arts&Foto Erman Soelaeman. Calorie-free Azis Dyink. Ciputra Artpreneur. Judul Opera Ikan Asin. Prod Teater Koma. Std Nano Riantiarno. Art Taufan. Low-cal Azis Dyink. Foto Riskindi Muhamad Satu contoh mensiasati, untuk terhindar dari teater coma’. Pergantian seting menjadi sebuah adegan cahaya menjadi nyawa pertunjukan, cahaya mengendalikan pertunjukan. Kesalahan pada cahaya seluruh penonton akan menjadi saksi. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromaknetik yang kasat mata.[wik dari sudut yang bebeda seorang seniman scenografi mengatakan cahaya adalah pengungkap kehadiran. Dan Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan untuk menjalankan kewenangan tersebut [ Di dalam satu pentas seni cahaya menjadi faktor penting disaat pertujukan itu berlangsung. Cahaya menentukan visibilitas. Apa yang dilihat dan apa yang bisa diamati penonton ditentukan oleh cahaya. Cahaya menentukan yang mana yang akan dilihat penonton. Yang mana yang lebih fokus dilihat penonton. Cahaya menjadi berkuasa. Kekuasaan yang dimaksud disini bukanlah kekuasaan yang sering disebut oleh kaum revolusioner. Dalam pertunjukan teater/drama, cahaya menentukan jalannya pertunjukan, mengatur alur dari penonton hadir hingga pertujukan berakhir. Dramatik dan jalannya adegan juga ditentukan oleh cahaya, selain musik dan aktor tentunya. Untuk memulai suatu adegan apakah lambat atau cepat cahaya yang membuat. Begitu pula untuk menutup adegan. Ketika adegan sudah dibangun oleh aktor dan adegan tersebut harusnya diakhiri dengan cepat [Black Out] tetapi cahaya tidak melakukan itu, maka penonton merasa dramatik yang sudah dibangun oleh aktor menjadi menguap atau dramatiknya terganggu. Untuk menjaga alur dramatik , dibutuhkan ketepatan cahaya. Bagaimana memulai dan bagaimana mengakhiri adegan. Dan warna-warna yang dapat menguatkan. Disini cahaya berkuasa. Kekuasaan cahaya dilemahkan Sebelumnya perlu kita ketahui. Seorang lighting designer [LD] /lightingman’ disini [indonesia] sangat terbiasa, LD /’lighting human’ bukan hanya sebagai penata cahaya tetapi juga memasang lampu dan sekaligus menjadi oprator untuk pertunjukan. Berikut beberapa contoh kekuasaan cahaya dilemahkan. Lighting man’ pemula Seorang LD /’lighting man’ pemula dalam sebuah produksi teater amatir, teater sekolah sering kurang mendapatkan kepercayaan penuh seniornya yang menjadi sutradara. Dalam kerja pemasangan lampu sering seniornya mengoreksi dan merubah rancangan tata cahaya yang sudah dipikirkan LD /lighting man’. Karena kekuasaan senior maka keinginannya dipenuhi. Dengan keterbatasan jumlah lampu yang biasa kita jumpai, maka harus ada yang dikorbankan. LD/Lighting man’ harus berpikir ulang supaya apa yang dikorbankan tidak mengganggu rancangan yang sudah disiapkan. Atau lampu yang dikorbankan bukan lampu yang vital. Tetapi pertibangan itu sering terlupakan, dan baru disadari ketika pertunjukan akan dimulai. Sutradara mengarahkan oprator Ketika pertunjukan berjalan Sutradara ikut mengarahkan langsung operator untuk keinginan cahayanya. Hal itu adalah sebuah kesalahan. Konsentrasi operator akan terganggu dan mengakibatkan ketika pertujukan berjalan banyak terjadi kesalahan. Sutradara boleh mengingatkan operator untuk pergantian adegan. Atau menggantikan tugas phase manager. Untuk keinginan-keinginan rancangan cahaya harusnya disampaikan waktu proses latihan. Atau menjadi koreksi yang dicatat. Perlu diingat cahaya menjadi nyawa pertunjukan, cahaya mengendalikan pertunjukan. Kesalahan pada cahaya seluruh penonton akan menjadi saksi. Maka ketika pertunjukan berlangsung rancangan cahaya berakhir. Jika ada koreksi masukkan dalam catatan. Pemahaman ini perlu diketahui kita bersama. LD/’Lighting homo’ sangat berkuasa ketika pertunjukan, meskipun kurang lebih durasi selama satu setegah jam. Kekuasaan yang dimilikinya pun bukan kekuasaan otoriter. Tapi kekuasaan super’, karena jika melakukan kesalahan langsung mendapatkan hukuman. Presentasikan rancanganmu sebaik mungkin. Persiapkan, matangkan. Dalami ilmu lighting dengan seksama, jadilah LD/’Lighting man’ yang sesungguhnya. Kamu punya kuasa. Jangan jadi ’Lighting man’ sekarang ada besuk tiada. Salam buat teman-teman Festival Teater Jakarta [FTJ]. Workshop Lighting di ATAP [sebuah catatan] Seorang bapak scenografi indonesia dengan sangat filosofis mengatakan, cahaya adalah, “Pengungkap kehadiran”. Cahaya tidak akan nampak tanpa objek yang diterangi, Onjek akan nampak setelah cahaya itu hadir. Kehadiran cahaya di ruang gelap tidak akan nampak, jika tidak ada objek, partikel-partikel debu yang beterbangan. Hari pertama. Sesi 1 [siang] Tentang sumber cahaya. Suber cahaya dibagi dua. Alami dan buatan. 1. Alami – Matahari – Bulan – Api 2. Buatan – Lilin – Lampu minyak – Lampu listrik. Dasar untuk menjadi lighting homo’ [lighting designer]. lighting man’ harus berbeda kepekaan melihat cahaya, dibandingkan dengan orang pada umumnya. Orang awam melihat cahaya hanya sebagai penerangan. Cahaya membuat terang. Jika kita melihat cahaya di lingkungan, baik cahaya alami atau cahaya buatan, misalnya Matahari terbit, siang hari, Bulan purnama atau bulan sabit, lilin atau api, lampu neon atau lampu pijar. Seorang lighting human’ harus memikirkan. Bagaimana suasana cahaya itu kalau dipindahkan ke atas panggung. Akan menggunakan lampu jenis apa saja? Dengan warna nomer berapa? Ketika cahaya alami, matahari terbit menerangi kemudian siang, lalu tenggelam dan menjadi malam. Gelap. Seorang ilmuwan Thomas Alva Edison mengatasi itu. Ia membuat malam menjadi terang. Tahun 1879 Ia menemukan lampu pijar, yang sebelumnya juga ia menemukan generator listrik. Kegunaan Cahaya – Cahaya sebagai fungsinya, Setelah ditemukannya generator listrik dan lampu pijar. Cahaya hadir sebagai fungsinya, menerangi. Ruang-ruang yang gelap menjadi terang ketika ada cahaya. – cahaya untuk menonjolkan objek. Jika cahaya yang mengenai objek lebih terang dari cahaya sekitarnya, maka objek tersebut akan nampak menonjol dan lebih fokus. – Cahaya menciptakan suasana. Dengan di temukannya jenis lensa dan beberapa model lampu. Seorang lighting human being’ dapat memanfaatkan untuk kreatifnya. Dengan menggunakan beberapa lampu dengan sudut yang berbeda, warna, intesitasnya lighting man’ dapat menciptakan suasana. Menghitung daya Sebelum kita mulai menghitung. Berikut contoh kasus yang terjadi. Pada festival Teater Jakarta beberapa waktu lalu, pertunjukan berlangsung di Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta. Ketika pertunjukan berjalan terjadi insiden dua kali mati lampu. Dikarenakan daya yang digunakan untuk pertunjukan melebihi kapasitas daya yang tersedia di gedung itu. Seorang lighting man’ harus tahu berapa daya listrik yang dibutuhkan untuk pertunjukannya, untuk dicocokkan dengan daya listrik yang tersedia. Jika daya yang tersedia di gedung tidak mencukupi, lighting homo’ harus sudah mempunyai solusinya. Hal itu harus diketahui sebelum hari persiapan. Sehingga tidak terjadi kasus seperti di atas. Untuk mengetahui berapa watt daya yang kamu butuhkan? Hitunglah seluruh daya lampu di light plot yang kamu buat. Berikut rumus menghitung daya. Perlu diingat, listrik yang di pakai di Indonesia baik Genset ataupun PLN menggunakan tegangan listrik 220 Volt. I = arus listrik [amper] 5 =tegangan listrik [volt] P = Power/Daya [watt] P = Five ten I [amper] P I = —– V Sebagai contoh, Arus listrik sebuah rumah terpasang 6 Amper. Berarti rumah tersebut bisa menggunakan daya listrik sebesar Watt. P = 220 V 10 6 A = P = Watt Pengenalan Lampu Pangung – Jenis dan karakter cahaya lampu panggung – Mengatur aksesoris lampu panggung Selengkapnya baca, – Sudut cahaya dan efek bayangan yang ditimbulkan selengkapnya baca, – Fokus lampu /mengarahkan lampu [overlaping dan tidak overlaping] Selengkapnya baca, – Three indicate lighting sebagai penataan idial, selengkapnya baca 4 Sifat Cahaya Selalu Hadir di lampu Panggung – Intensitas – Distribusi [arah/sudut] – Warna – Gerakan [Perubahan] Perbedaan Sistem Instalasi Lampu Konvensional dan lampu LED Sistem instalasi lampu konvensional Sistem instalasi lampu LED Sesudah peserta menerima materi di atas. Peserta dibagi menjadi empat kelompok, dan Masing-masing diberitugas untuk membuat sebuah pertunjukan 5 menit. Musikalisasi Puisi 2 kelompok, Pembacaan puisi dan monolog. Hari Pertama. Sesi ii [malam] Praktek materi yang diberikan di sesi 1. Setiap kelompok mencoba lampu konvensional dan lampu LED. Dengan model di atas panggung Hari kedua. Sesi 1 [siang] Menyatukan gagasan individu menjadi gagasan kelompok. Sesi two [malam] Presentasi pertunjukan masing-masing kelompok. Evaluasi dan Tanya Jawab Perlu kita sadari bahwa dalam sebuah pertunjukan, cahaya merupakan unsur pendukung. Selain ada artistik, musik dan kostum. Kreatifitas keempat bidang itu semua bertolak dari gagasan sutradara. Sehingga keempat bidang saling bekerjasama. Tidak mengatur dirinya sendiri tanpa keterlibatan yang lain. Seperti yang terjadi malam itu. Koreksi Mas Jose Rizal Manua pada pertunjukan monolog Depressed’ yang dimainkan oleh penulisnya, Ferry Nyoe . Aktor di panggung dalam suasana depresi tetapi cahaya latar belakang berkedip-kedip sehingga bukan menguatkan tetapi mengganggu adegan. Pada kesempatan itu Juga di jelaskan bahwa, harus hati-hati menggunakan warna dari lampu LED, pada warna tertentu jika mengenai kulit atau wajah justru merusak tekstur kulit pemain. Dan untuk mengatasi itu perlu ditambahkan cahaya dari lampu konvensional, terutama dari arah depan.[ini sekalian menjawab pertanyaan dari dormyhead’] Warna LED akan lebih baik untuk membangun suasana adegan, begitu tambahan masukan dari Zank Smooth. Lighting man’ dari Jakarta Pusat. Pada malam itu ketua ATAP, Budi Kecil mengutarakan pengalamannya dan pertanyaan. Bagaimana ketika melakukan pertunjukan keliling dengan kondisi tempat dan fasilitas lampu yang tidak sama, tetapi konsep pertunjukannya tidak berubah? Dijelaskan bahwa, dengan menggunakan lampu yang berbeda kita bisa membuat pertujukan dengan konsep yang sama. Tetapi perlu catatan. Pertama apa yang menjadi konsep dasar Pertujukan itu? Hal itu yang harus di utamakan. Sehingga pertunjukan di tempat satu dengan tempat yang lain secara visual bisa berbeda, tetapi secara konsep tidak berubah. Berbagi Cerita Pengalaman Ketika workshop itu berjalan mas Jose Rizal Manua juga menceritakan pengalaman tentang kreatifitas panggungnya. Mas Jose Rizal Manua [JRM] menceritakan bagaimana proses kreatif yang di lakukan Pakde Roedjito. Pakde, begitulah panggilan akrab dari murid-murid dan mahasiswanya untuk bapak scenografi Indonesia itu. JRM menceritakan, ketika Bengkel Teater Rendra akan mementaskan naskah Kasidah Berjanji’. Pakde menangani artistik untuk pentas itu. Suatu hari Beliau pergi ke Jogyakarta, tepatnya menuju ke pantai Parang Tritis. Di sana seharian Beliau mengamati alam pantai Parang Tritis dari sebelum matahari terbit sampai matahari terbenam bahkan hingga malam. Perubahan alam yang terjadi di pantai itu beliau amati dengan seksama. Benar, semuanya terbukti. Ketika hasil pengamatannya Beliau pindahkan ke atas panggung Kasidah Berjanji di Graha Bakti Bhudaya Taman Ismail Marzuki. Tata panggung dan tata cahaya yang Beliau tangani menghasilkan pertunjukan yang luarbiasa. Beliau juga menambahkam kubah-kubah hasil pengamatannya dari sebuah masjid di daerah Kramat. Begitu JRM menceritakan. JRM bukan hanya sebagai penyaksi pertunjukan tetapi ia terlibat langsung dan membantu mewujudkan gagasan Pakde Roedjito dalam pentas itu. Tentang Pakde Roedjito. Disini saya sisipkan sedikit pengalaman, bagaimana Beliau memberi materi kuliah artistik. Ruang kuliah di sebuah panggung prosenium kecil. Di bawah panggung beliau duduk dibangku dengan sebuah meja kecil. Meja bekas properti pentas ujian smester. Sedangkan mahasiswanya duduk di lantai yang berundak. Di atas meja terdapat segelas teh dan segelas air putih. Pakde Roedjito “Apa yang kalian lihat dengan segelas teh ini?” Mahasiswa 1 “Teh hangat!” 2 “Teh manis!” three “Segelas teh hangat!” 4 “Segelas teh hangat yang sudah dingin!” 5 “Teh tubruk!” Pakde Roedjito “Segelas teh! Betul. Jika diminum, manis, hangat dan enak. [gelas diangkatnya] Melihat ini, apa yang ada dipikiranmu? Kamu harus mempunyai pertanyaan. Siapa yang membawa teh ini kemari? Kebun teh ada di kaki gunung. Ibi-ibu dengan tangannya memetik daun teh dari pagi. Daun teh dikeringkan, dikemas. Sekarang sampai di sini! Siapa yang memasak air panas? Dari mana gulanya? Dari semua pertanyaan itu Pakde tidak meminta jawaban satupun. Setelah waktu berlalu. Baru saya mengerti jawabannya. Apapun yang dihadirkan di atas panggung, sudah melalui seleksi dan sanggup membawa teks dan sanggup menjadi “penanda.” Berikut pelajaran lain dari Beliau ketika berada disebuah gedung pertunjukan dengan panggung prosenium. Kita semua duduk di bangku penonton menghadap panggung. Panggung kosong hanya terdapat perlengkapannya, dorsum drop, wing/leg, dan border. Pakde Roedjito “Coba kamu lihat panggung kosong itu! Lihat, amati. Rasakan, apa rasanya?” Kami hanya diam. Satu dua orang saling pandang. Pakde Roedjito “Ada sudut yang “berbunyi”. Di sudut panggung mana yang “berbunyi”? Panggung bawah, panggung atas, depan atau belakang?” Semua diam. Sesaat menjadi sepi. Pakde Roedjito “Jika kamu menggantung kertas. Akan digantung dimana? Supaya kertas itu “berbunyi.” Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu, saya beberapa kali melakukan pengamatan melihat panggung kosong di waktu yang berbeda. Di sini agak sulit dijabarkan, kecuali kita melakukan praktek langsung. Bahwa sebuah panggung kosong pada setiap area-areanya mempunyai kekuatan empati yang berbeda. Semoga catatan dan cerita pengalaman ini bermanfaat buat kita semua. Dan demikian catatan Workshop Tata Cahaya yang diselenggarakan Asosiasi Teater Jakarta Pusat [ATAP] pada Tanggal 24 dan 25 April 2021. Wasalam. Warna tidak akan ada tanpa cahaya. Warna tidak akan ada kalau kita buta warna. Mata manusia mempunyai batang saraf untuk mengenali spektrum cahaya, kecerahan dan warna. Setiap warna mempunyai panjang gelombang spektrum yang berbeda. Untuk mengukur panjang gelombang spektrum cahaya diukur dalam nanometer [seper sejuta meter] Kita bisa melihat warna hanya pada panjang gelombang spektrum antara 400 – 750 nanometer. Panjang gelombang spektrum terpendek yang dapat dilihat mata kita ialah antara 390 – 430 nanometer yaitu, warna violet. Di bawah violet atau dibawah 390 nanometer yaitu ultra violet [UV] dan kita tidak bisa melihat warna ultraviolet. Sedangkan panjang gelombang spektrum terpanjang yang dapat dilihat mata ialah antara 720 – 750 nanometer yaitu, magenta. Di atas magenta atau diatas 750 nanometer yaitu inframerah. Dan juga kita tidak bisa melihat warna inframerah. Lebih jelasnya kita lihat gambar berikut. Jadi gelombang yang bisa dilihat oleh mata ialah dari violet [390 – 430 nanometer] hingga magenta [720 -750 nanometer]. Di bawah violet adalah ultraviolet [UV] dan di atas magenta adalah inframerah. Pada retina mata manusia ada dua saraf, satu peka terhadap intensitas atau kecerahan. Dan yang satu lagi peka terhadap warna. Saraf warna mata kita sangat sensitif pada warna, pertama merah, berikutnya biru dan hijau. Sensitifitas mata menangkap tinggi rendahnya kecerahan mempengaruhi warna yang dilihat. Jika saraf mata menangkap sebagian besar intensitas rendah atau penglihatan pada malam hari, maka kepekaan saraf mata kita menangkap panjang gelombang antara hijau – biru. Dan kepekaan saraf warna menangkap biru kehijauan. Cahaya bulan adalah cahaya matahari yang dipantulkan sehingga mempunyai intensitas rendah. Nampaknya cahaya bulan memiliki warna biru. Karena alasan ini tradisi teater menuntut untuk menunjukan malam hari dengan cahaya warna biru. Sebaliknya, pada tingkat cahaya yang tinggi saraf mata menangkap panjang gelombang cahaya merah dan hijau. Siang hari, cahaya matahari barwarna putih, nampaknya memiliki warna kekuningan [kombinasi merah dan hijau]. Warna putih pada cahaya adalah pencampuran warna merah [R], hijau [Thousand] dan biru [B]. Berbeda dengan warna pikmen. Pencampuran tersebut akan mengahasilkan warna hitam. Konversi panggung bahwa, sinar bulan berwarna biru dan matahari berwarna kuning didasarkan pada uraian di atas. Bukan tidak mungkin kamu sebagai LD [Lighting Designer] mempunyai pilihan warna sendiri untuk pertunjukanmu. Karena perbedaan budaya dan sifat pribadi. Maka persepsi penonton terhadap warna dan simbolisasi warna bisa berbeda. Mudah-mudahan uraian singkat ini dapat menjelaskan dan membuat kita mengerti kenapa suasana malam itu identik dengan warna biru. Selamat berkarya. Selingan. Cara Fokus Lampu Panggung Cara cepat mewujudkan disain lampu ke panggung Setelah melalui proses latihan dan diskusi dengan Sutradara, Produksi, Penata Panggung, Penata Kostum juga Penata Musik. Tugas Penata cahaya membuat lighting plot. Cara membuat lighting plot, baca juga. Awalnya lighting plot [gambar disain lampu panggung] dibuat diatas kertas. Dengan pertimbangan yang matang maka ditentukan posisi lampu, jenis dan tipe lampu dan warnanya. Sampai mendapatkan lighting plot revisi terakhir. Yang kemudian kita wujudkan di atas panggung Cek kebutuhan Sebelum lampu digantung, pastikan kebutuhan lampu yang akan dipakai sudah siap, tentunya dengan jenis dan tipe lampu yang akan digunakan. Periksa lampu apakah dalam kondisi baik. Lampu tidak mati, aksesoris lampu berfungsi normal. Jika ada jenis atau tipe lampu yang dibutuhkan tidak ada segera siapkan penggantinya. Juga siapkan kabel tambahan dan perlengkapan sambungan. Semua itu berguna untuk kerja persiapan yang lebih cepat. 2. Menggantung lampu Menggantung lampu sesuai dengan lighting plot. Perhatikan ketika menggantung lampu, jangan sampai salah atau tertukar jenis dan tipenya. ?. Bagaimana dengan jarak antar lampu? ! . Untuk jarak lampu, ada disainer yang ketat dengan jarak antar lampu, hingga perlu menggunakan meteran untuk menentukan posisi lampu satu dengan lampu yang lain dalam satu baten. Tetapi ada disainer yang longgar dengan jarak antar lampu itu, ia cukup menggunakan filingnya’ guna mengejar kecepatan kerja. Biasanya cukup menggunakan garis middle, batas kiri dan batas kanan panggung. Ketika lampu digantung arahkan sekalian ke area yang di tuju dan pastikan keamanannya, lubang frame warna menghadap ke atas. Beri sedikit longgar kabelnya supaya ketika fokus, lampu bisa pan’ [kanan-kiri] atau tilt’ [atas bawah] ?. Kapan warna lampu dipasang?. ! . Ada disainer yang memasang warna sesudah lampu difokus. Ada juga disainer yang memasang warna bersamaan ketika menggantung lampu ?. Kenapa berbeda? !. Pada dasarnya sama. Jika memasang warna sesudah lampu difokus, akan lebih presisi. Hai ini sangat penting untuk disain lampu yang menonjolkan komposisi garis-garis cahaya, dan lampu yang menggunakan warna-warna tebal. Dan jika memasang warna bersamaan ketika menggantung lampu. Tentunya pekerjaan persiapan akan lebih cepat. Karena waktu untuk persiapan biasanya singkat, terkadang kita harus memilih, cepat dalam persiapan dan selesai dalam pemprograman. three. Fokusing Ketika lampu sudah tergantung dengan posisi ketinggian batten sesuai dengan rancangan yang kamu buat. Kita mulai fokusing [mengarahkan cahanya] Siapkan tangga/skavolding beroda, sarung tangan dan kunci untuk mengencangkan baut, supaya lampu tidak begerak sesudah di fokus. Untuk melakukan fokusing kita memerlukan tiga atau empat orang yang membantu. Satu orang untuk menyalakan atau mematikan lampu, satu atau dua orang mendorong tangga dan satu lagi Tekhnisi yang fokusing di atas tangga. Satu orang yang fokusing harus tahu bagaimana cara mengarahkan lampu, pan,tilt, spot , flood, memasang warna, memotong cahaya dengan iris, memasang gobo, khususnya untuk lampu contour / ERS untuk lebih jelasnya baca, mengenal lampu Panggung dan karakter cahayanya Perlu diketahui cahaya lampu panggung selalu mempuyai titik api [hotspot] dan area cahaya [gambar 1A]. Titik api dan area cahaya mempunyai intensitas terang yang berbeda [gambar 1B]. Gambar 1 A. Gambar 1B. Jika kita akan membuat area aktor dengan terang yang merata, kita harus mengarahkan cahaya secara overlaping. Lihat perbedaan gambar 2 dan gambar three. Gambar 2. Fokus cahaya tidak overlaping. Pada gambar two Jika aktor bergerak dari panggung kiri ke panggung kanan, aktor akan melalui ruang gelap dan ruang terang. Berbeda dengan gambar three, fokus cahaya overlaping. Ruang-ruang gelap tidak ada. Semua terisi cahaya, sehingga aktor selalu berada di ruang terang. Fokusing Front light Gambar two. Cahaya tidak overlaping. Gambar 3. Cahaya overlaping Begitu juga untuk fokusing lampu back calorie-free. Untuk mendapatkan cahaya yang merata fokusing dibuat overlaping.[gambar iv] Gambar 4. Gambar 5. Tiga arah fokus cahaya tampak samping. Gambar vi. Perwujudan cahaya di atas set panggung prosenium. Untuk lampu back light hindarkan cahaya keluar panggung depan atau hindarkan cahaya mengenai penonton. Demikian penjelasan singkat. Bagaimana persiapan dan fokusing lampu panggung. Semoga dapat mengingatkan kembali atau menambah mengerti apa yang sudah kita pahami, untuk teman-teman LD dan yang akan menjadi LD [lighting Designer] atau yang tetarik dengan Tata Cahaya. Semoga panggung kita lebih hidup setelah pandemi covid 19 ini berakhir. Lampiran foto aktivitas fokusing. 4 sifat Pencahayaan selalu hadir di Panggung Pencahayaan panggung pada setiap pertunjukan selalu membawa empat sifat pencahayaannya. Sehingga membuat suasana adegan hidup dan pertunjukan menjadi baik. Empat sifat pencahayaan itu – Intensitas – Distribusi – Warna – Gerakan/Perubahan Dalam artikel sebelumnya [Cara Menata Lampu Teater] dijelaskan bagaimana cara menata lampu panggung dan membuat lighting plot. Untuk selanjutnya kita membuat programme adegan atau cue [bc Qiu]. Setelah lampu-lampu terpasang sesuai lighting plot, kita mulai ceck list lampu pada dimmer kontrol. Jika ada lampu yang belum menyala tentunya dicari apa penyebabnya, bohlam mati, jek sambungan yang tidak sempurna atau ada masalah yang lain. Gambar diagram intalasi lampu; Semua lampu sudah menyala, kita mulai membuat program adegan. ?. Kenapa harus diprogram? ! . Karena, jika kita menggunakan lampu lebih dari lima, kita akan kesulitan untuk menyalakan atau mematikan secara bersamaan. Karena lampu dipasang secara tunggal satu canel satu lampu. Untuk itu kita membutuhkan Counsole/dimer kontrol. Seorang Lighting Disainer sudah pasti memikirkan atau sudah merancang setiap cue adegan yang akan dibuat untuk pentasnya. Berikut adalah empat sifat cahaya panggung tersebut untuk membuat rancangan cue adegan menjadi lebih baik Empat Sifat Cahaya Panggung Intensitas. Intensitas cahaya dapat mempengaruhi suasana hati [mood]. Dengan mengatur intensitas dalam satu program kamu dapat membuat suasana yang berbeda dari cue yang satu dengan cue yang lain. Dengan mengatur intensitas pula kamu dapat mengarahkan perhatian penonton. Dibagian mana dan apa yang akan kamu suguhkan untuk penonton. ? . Kenapa? ! . Karena, di atas panggung cahaya yang lebih terang akan menjadi lebih fokus. Tetapi bukan tidak mungkin, dengan cahaya satu arah pada satu objek dapat juga menarik perhatian dan mejadi fokus, misalnya; satu objek hanya diberi cahaya back light saja atau acme light saja. Distrbusi. Arah [sudut]. Arah cahaya yang tertuju pada objek yang diterangi. Apa yang terlihat atau apa yang bisa dilihat oleh penonton dari satu objek, sangat tergantung pada darimana cahaya itu datang. Front light, Dorsum calorie-free, Acme light/Down light atau side light. Jika perubahan arah cahaya itu terjadi, objek akan terlihat berubah secara mendasar. ? . Untuk jelasnya seperti apa? ! . Contohnya, sebuah benda atau aktor, diberi cahaya dari arah depan [forepart low-cal], maka wajah dan badan bagian depan terlihat jelas. Jika dengan objek yang sama diberi cahaya dari arah belakang [dorsum light] maka wajah dan badan bagian depan nampak gelap. Maka terlihat sosok yang mistirius. Jika objek diberi cahaya top calorie-free/Downwards calorie-free, maka terasa ada penekanan pada objek. Dan jika objek di beri cahaya dari samping [side light], maka terlihat sisi samping objek membentuk garis yang mengikuti bentuk objek tersebut. Maka lampu side light dominan untuk lampu tari. [baca juga, Hadirnya Bapak Pencahayaan Stanley McCandless’] Berikut penjelasan tambahan tetang ditribusi [arah] cahaya dalam metode McCandless. Front end lite, cahaya dari depan untuk menerangi aktor supaya terlihat oleh penonton. Jika satu lampu diarahkan lurus. Wajah aktor terlihat flat kurang menarik. Akan lebih menarik jika lampu digeser ke sisi aktor. Banyangan yang dihasilkan menguatkan wajah aktor, sehingga aktor memiliki dimensi Arah cahaya/sudut 45 drajat bayangan akan sama panjang dengan tinggi tubuh aktor. Jika tinggi lampu sejajar dengan aktor maka aktor terlihat apartment dan bayangan memanjang. Dan jika lampu berada di bawah akan menghasilkan tapilan yang tidak wajar, tidak alami. Timbul efek banyangan tinggi di latar belakang. Lampu dengan posisi dibawah jarang digunakan, kecuali untuk efek tertentu. Front light Back light. Lampu back light akan meciptakan dimensi dan dapat memisahkan aktor dengan latar belakangnya. Jika kamu ingin mewarnai lantai panggung. Gunakan lampu back low-cal. Itu lebih baik dan tepat . Mungkin kamu pernah punya masalah, warna kostum sama dengan warna backdrop. Hal itu bisa diatasi dengan memisahkan kedua objek tersebut. Gunakan lampu latar ditambah lampu back light. Sudut lampu yang baik untuk back low-cal 45 – 60 drajat. Jika lebih dari 60 drajat akan menjadi top light/downward light. Jangan lupa kamu harus memperhatikan pantulan yang terjadi, intensitasnya dan warna dari lampu back light. Untuk menghindari refleksi lampu back low-cal mengenai dan membuat silau penonton. Tentang pantulan/refleksi. Jika pertunjukkanmu menggunakan proyektor untuk menampilkan visual pada latar belakang. Kamu perlu memperhitungkan refleksi yang terjadi terutama dari lampu front end light. Karena refleksi lampu front light akan memudarkan ketajaman gambar dari proyektor. Arah refleksi cahaya; Side calorie-free. Digunakan dalam kombinasi dengan front light. Side light menjadi lampu utama. lampu side light dapat digunakan menjadi sumber motivasi, melalui warna, intensitas dan sudutnya [cahaya termotivasi; Cahaya yang dimotivasi oleh sumber tententu, matahari, lampu atau api]. Side light menjadi lampu utama, itu adalah tehnik yang sangat dramatis dan efektif. Berikut beberapa contoh arah cahaya; Diagonal dorsum calorie-free side calorie-free Back calorie-free down calorie-free/height low-cal Jenis panggung dan Arah lampunya Proscenium phase Panggung Prosenium, penonton dari satu sisi. Ibarat sebuah kotak, salah satu sisinya dibuka untuk penonton. Sudut pencahayaannya [baca, Hadirnya Bapak Pencahayaan Stanley McCandless’] Thrust Stage. Panggung thrust, penonton berada di tiga sisi. Biasanya sudut pencahayaan lebih tinggi [60 drajat] untuk menghindari cahaya mengenai penonton. Arah cahaya pada panggung thrust nyaris sama dengan panggung arena. Fleksibilitas posisi lampu penting dipanggung ini. Gambar Panggung thrust dan arah lampu Arena Phase. Panggung arena, penonton dekat dengan pemain di empat sisi panggung. Sudut cahaya lebih pendek dari Thrust stage. Fleksibilitas posisi lampu penting dipanggung ini. Cahaya dari semua sisi penonton. Vareasi sudut dan arah sangat penting untuk mengubah suasana hati [mood]. Sudut dan arah adalah indikator utama dari sumber cahaya termotivasi. Warna. WarnaAdalah salah satu dari empat sifat utama lampu teater. sifat paling efektif untuk membuat dramatik dan meningkatkan suasana hati [mood]. Warna bisa halus/dramatis, dekoratif, membuat suasana, bisa dibuat simbolis atau realistis. Cahaya dapat menghidupkan adegan, energi cahaya dapat mengungkapkan, mencerahkan. Dengan menambah warna pada aktor dan seting sehingga meningkatkan energi panggung. Dengan warna bisa menyampaikan perasaan/suasana hati. Warna Cahaya membantu menyampaikan suasana keadaan. Misalnya langit berwarna biru atau matahari berwarna kuning. Warna, sesuatu yang paling koplek. Warna mempunyai prinsip pemahaman dasar, fisika warna, fisiologi, psikologi. Setiap objek benda mempunyai warna sendiri. Perlu diingat bahwa warna cahaya mempengaruhi warna objek. Dan faktor tertentu atau prinsip tertentu dapat mempengaruhi cara kita melihat warna. Cahaya selalu berwarna meskipun lampu itu polos. Dan warna tidak akan ada tanpa cahaya. Cahaya mengungkap kehadiran [Roedjito, pakar scenografi]. Reseptor mata manusia paling sensitif terhadap tiga gelombang warna, merah , hijau dan biru.[RGB]. Kombinasi ke tiga warna ini akan menghasilkan warna putih. Perlu diketahui warna primer pada cahaya berbeda dengan warna primer pada pigmen. Warna primer cahaya; merah [R], hijau [Yard], biru [B]. Warna primer pigmen; merah [R], biru [B], kuning[Y], Jika warna primer cahaya dicampur akan menghasilkan warna putih. Warna primer pigmen jika dicampurkan menghasilkan warna hitam. Gerakan/Perubahan Gerakan yang dimaksud disini meliputi – Gerakan dari arah [sudut] mana cahaya itu datang – Perubahan intensitas [perubahan terang atau redupnya cahaya] – Perubahan warna [perubahan suasana keadaan, perubahan suasana hati/mood] – Fade in atau fade out [menyala berlahan atau mati berlahan] – Pergantian satu cue ke cue yan lain. Itu juga suatu gerakan. – Perubahan fokus pada adegan [fokus di expanse kanan berubah menjadi fokus di surface area kiri] – Perubahan komposisi cahaya di panggung Seorang Lighting Designer perlu mengenali dan memahami empat sifat di atas. Sehingga Disain tata cahaya yang dibuatnya baik, dan pentas pertunjukkannya juga menjadi sangat baik. Buatlah panggungmu menjadi lebih hidup. Stenley McCandless dengan metodenya mengubah masa depan tatacahaya dengan inovasi Pada awalnya tatacahaya [pencahayaan] diserahkan kepada pimpinan panggung [phase manager], pengerjaanya membutuhkan tekhnisi listrik yang tidak sedikit. Dan hasil pencahayaannya hanya menerangi pemain [aktor] dan set dekor [artistik]. Memang pada masa itu tatacahaya panggung hannya sebagai penerangan untuk menerngi aktor dan set dekor. Hal itu sama dengan apa yang terjadi beberapa waktu lalu dalam festival teater disini. Sering muncul istilah aster’ [asal terang, bisa dilihat oleh mata dan jelas di kamera]. ?. Apakah itu tidak cukup ! . Dalam pentas teater, tari juga musik, tatacahaya bukan hanya sebagai penerangan. Tetapi bisa lebih dari itu, untuk memperjelas ekspresi pemain, untuk membuat suasana hati [mood] adegan atau membuat sebuah ruang. ? . Bagaimana untuk mewujudkan itu? ! . Mari sama-sama kita pelajari ilmu yang diberikan oleh bapak pencahayaan Stenley McCandless Stenly McCandless adalah bapak desain pencahayaan, dengan metodenya yang terkenal Metode McCandless’. Kehadirannya merubah penataan cahaya panggung dari era sebelumnya. Hal itu memacu kreatif para pekerja Tata cahaya panggung. Metode McCandless membagi area akting memjadi beberapa surface area yang lebih sempit. Panggung dibagi menjadi enam atau sembilan area [Gmb. one]. Pada setiap area mendapatkan dua arah cahaya dari depan [front light] dengan posisi yang berlawanan dengan sudut 45 derajat.[Gbm. 2] Sudut 45 derajat dipilih karena sudut itu paling alami untuk arah cahaya dari depan. Gambar. iArea panggung A. Panggung dibagi menjadi enam surface area. B. Panggung dibagi menjadi sembilan area Gambar. 2 Sudut 45 derajat pada lampu depan [front calorie-free] Gambar 3. Di bawah ini adalah aplikasi sudut 45 derajat ke panggung. Arah cahaya dari depan [front light] untuk area panggung. Sudut 45 derajat tetap meskipun pada area tertentu tidak sempurna ?. Untuk forepart lite apakah harus dengan dua lampu? ! . Begitu metode McCandless. Dengan dua lampu dari depan [ front calorie-free ], Cahaya lampu yang satu akan menghilangkan banyangan dari lampu yang lain. Dan jika kamu membedakan intensitas atau warna lampu seperti pada [Gmb. 4] kamu bisa membuat pilihan untuk menandakan waktu kejadian. misalkan untuk pagi hari warna hangat lebih terang dari warna dingin. Dan untuk menandakan siang hari kedua warna dibuat terang. Sedangkan untuk menandakan malam hari, warna dingin lebih terang dari warna hangat. Gambar. 4 ? . Bukannya dengan cahaya dari depan saja membuat pemain tampak apartment/datar? ! . Betul. Cahaya forepart light saja membuat pemain terlihat menempel pada set/back groundnya, maka perlu di tambahkan satu arah cahaya lagi dari belakang, dorsum light [Gmb,5]. Menjadi tiga titik sumber cahaya [Three indicate lighting]. Sehingga pemain tampak utuh tiga dimensi. Atau mungkin saja kamu menambahkan arah cahaya dari sudut yang berbeda. Metode McCandless memungkinkan itu. [ Misalnya kamu mengganti arah back light dengan back diagonal light, cahaya dari belakang diagonal atau menambahkan cahaya dari saping [side light] untuk mendapatkan efek yang kamu inginkan. Gambar v. Tiga titik sumber cahaya [three indicate lighting] Gambar. 6 Berikut tambahan jawaban diatas; Dengan front light dua lampu kamu bisa membuat plan untuk suasana siang atau malam dengan lampu yang sama. Degan cara mengatur perubahan intensitas lampu. Misalnya lampu ke satu cahaya terang dengan warna hangat, intensitasnya bergerak turun berlahan. Sedangkan lampu ke dua dengan warna dingin intensitasnya bergerak naik berlahan dalam waktu bersamaan. Pergerakan intensitas dan warna itu memberi kesan kepada penonton bahwa waktu sudah bergeser. Sehingga suasana siang berubah menjadi suasana malam. [Gmb. 4] ? . Setelah sedikit tahu Metode McCandless, berarti kita membutuhkan lampu cukup banyak? ! . Ya. Itu menjadi problem buat kita. Tetapi banyak penata cahaya/lighting designer [LD] memecahkan problemnya sendiri. Banyak juga LD tidak menerapkan metode McCandless. Khususnya untuk penggunaan lampu front low-cal ini. Tambahan tentang bapak desain tatacahayaan Stanley McCandless tidak hanya tertarik pada sisi artistik dari desain tata cahaya, tetapi ia juga berkontribusi pada teknis seni. Ia meracang perlengkapan lampu panggung dengan penggunaan reflektor ellipsoidal [ERS. Ellipsoidal Reflektor Spotlight]. McCandless seorang arsitek, guru di sekolah seni dan konsultan tatacahaya. McCandless bekerja dengan Kirk untuk mendesain ERS pertama, Century Leko. Ini menandai era baru untuk perlengkapan tata cahayaan panggung. Lampu dengan cahaya yang keras, cahaya bisa dibentuk kotak dengan tambahan shutter, lubang untuk memasang iris dan gobo. Baca juga tentang lampu ERS Demikian sedikit tentang Metode McCandless, metode dari bapak desain tatacahayaan. Semoga menambah pengetahuan kita tentang pencahayaan panggung dan bisa kita terapkan pada pentas panggung kita.. Panggung teater adalah tempat untuk melakukan pertunjukan. Pada awalnya pertunjukan itu dimainkan dimana saja, di halaman rumah, halaman pura, tanah lapang dan pendopo untuk pertunjukan indor. Itu asalmula panggung pertunjukan yang terjadi di sini [Indonesia] hal itu tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Yunani, yang kemudian berkembang menjadi panggung-panggung modern seperti yang kita kenal sekarang. Berikut jenis Panggung-panggung itu Panggung Proscenium Panggung Proscenium adalah panggung konvensinal yang banyak kita jumpai pada gedung-gedung pertunjukan kita. Pada panggung ini penonton berada disatu sisi. Jika diibaratkan panggung itu sebuah kubus, penonton berada pada dinding ke empat yang sisi dindingnya dibuka. Presentasi pada panggung proscenium terasa lebih formal. Semua perlengkapan pertunjukan, set, properti, lighting dll, bisa disembunyikan dari pandangan penonton. Pandangan penonton bisa diatur dan dibatasi mana yang boleh dilihat dan mana yang tidak boleh terlihat oleh penonton. Panggung Proscenium Panggung Proscenium dan Aksesorisnya ; Orkestra pit Tempat pemusik. Jika gedung itu dibangun khusus untuk gedung pertunjukan, biasanya lantai orkestra pit bisa diturunkan. Apron Panggung yang terletak di depan layar utama di depan bingkai proscenium Tormentor Pembatas samping/wing [leg] yang paling depan. Biasanya untuk Teaser Pembatas atas [edge] yang paling depan. Biasanya untuk memendekan atau meninggikan bingkai proscenium Grand Mantle Layar utama Border Pembatas atas. Biasanya dibuat dari kain dengan warna hitam, untuk menutupi lampu dan battennya. Juga untuk menutup seting panggung yang disimpan di atas [fly galery] Leg/wing Pembatas samping. Biasa dibuat dari kain dengan warna hitam Fly Galery Ruang di atas panggung. Ruang untuk menyimpan seting/dekor pertunjukan. Tetapi tidak semua gedung pertunjukan mempunyai wing galery Backdrop / Cyclorama Layar pembatas panggung belakang. Biasanya backdrop hanya menggunakan kain satu warna atau lukisan besar. Cyclorama, menggunakan kain satu warna terang dan dengan cahaya [lampu Cyc] untuk membuat panorama yang bisa berubah. Tambahan istilah untuk panggung proscenium Asbestos /burn curtain Layar tahan api. Biasanya di tempatkan di belakang bingkai proscenium Portal proscenium Sebuah bingkai dekoratif yang dirancang untuk produksi tertentu. Biasanya digantung dibagian atas bingkai proscenium Falseproscenium Bingkai proscenium yang dibuat untuk mengurangi bukaan proscenium atau mengubah bentuk proscenium Untuk Panggung Proscenium, coba amati, lihat dari kursi penonton ketika pangung itu kosong. Aureola sisi panggung kanan akan terasa berbeda dibandingkan sisi panggung kiri. Berikut area panggung proscenium. Surface area panggung proscenium A. Panggung dibagi menjadi 6 area. B. Panggung dibagi menjadi 9 area. 1. Downstage Right 2. Downstage Center 3. Downstage left 4. Centerstage correct. 5. Center stage. 6. Centerstage left seven. Upstage correct. viii. Upstage middle. 9. Upstage left. Untuk pemberian nomer area tidak ada ketetapan. silahkan mulai dari bawah atau dari atas, menurut kebiasaan saja. Panggung Thrust Pada panggung thrust penonton berada di tiga sisi. Panggung ini menjorok ke penonton seperti surface area frock yang diperluas hingga jarak pemain dan penonton menjadi lebih dekat. Pada panggung thrust ready/dekor dibangun menjadi bagian sisi dinding ke empat. Panggung Thrust Panggung Arena Pada panggung loonshit penonton mengelilingi surface area panggung, sehingga set/dekor tidak mungkin dibangun. Panggung loonshit ini adalah panggung yang paling demokratis. Setiap penonton dari empat sisi mempunyai hak yang sama untuk menikmati apa yang terjadi di atas panggung. Hal ini menjadi tantangan kepada penata lampu, dan semua penata pada satu pertunjukan di panggung arena termasuk pemain dan sutradara. Panggung arena, panggung yang akrap dan intim antara pemain dengan penontonnya. Panggung Loonshit Blackness Box Blackness box adalah panggung fleksibel. Mempunyai banyak kelebihan. Suatu ruangan yang biasanya berwarna hitam, Pada ruang tersebut bentuk panggung dan expanse penonton bisa diatur sesuai kebutuhannya. Black box / Panggung fleksibel menawarkan banyak kemungkinan untuk berekperimen. Bentuk teaternya, lighting, artistik. Panggung bisa dibuat Proscenium, Loonshit dengan penonton berkeliling. Thrust, dengan arena penonton tiga sisi [ leter U] atau dua sisi, atau panggung dibuat multi fokus. Tetapi kekurangannya, black box cenderung kecil sehingga kapasitas penonton sedikit dan untuk merubah panggung dan area penontonnya membutuhkan waktu dan tenaga Pada Black box panggung bisa di atur sesuai yang diinginkan. Berikut beberapa contohnya A. Panggung Proscenium B. Panggung Thrust Penonton di tiga sisi C. Panggung Arena Penonton di empat sisi D. Panggung arena Penonton di dua sisi berhadapan Black box biasanya cukup lengkap untuk fasilitas batten lampunya, untuk menggantung lampu dari posisi depan, dari belakang, atas panggung, saping. Sehingga cukup memungkinkan untuk memasang lampu dimana saja. Demikianlah tentang jenis panggung teater dengan beberapa penjelasan dan keterangannya. Jika ada kekliruan dan kekurangan silahkan dikoreksi. Semoga bermanfaat, dan kamu bisa memilih panggung yang tepat untuk karyamu. Kaca adalah dasar sebuah lensa. Jika cahaya melewati kaca cahaya akan dibiaskan [dibengkokkan]. Semua lampu panggung modern mengunakan Reflektor dan Lensa. ?. Apa kegunaan Reflektor dan lensa pada lampu panggung. ! . Reflektor, untuk meningkatkan efesiensi sumber cahaya. Lampu dengan menggunakan reflektor cahaya yang dihasilkan menjadi lebih terang. Lensa, untuk mengumpulkan dan mengarahkan ulang cahaya dari sumbernya. Reflektor pada awalnya mengunakan kaca cermin. Pada tahun 1950an baru dibuat mengunakan logam ringan yang dilapisi bahan reflektif, disebut alzak. Pada perkembangannya reflektor dibuat dari kaca dilapisi dichroik. Reflektor dichroik bisa dirancang tembus sinar ultraviolet dan inframerah sehingga mengurangi panas dalam tabung lampu. Gambar di bawah ini contoh Reflektor dichroik Ada tiga model Reflektor pada lampu panggung. Parabolic Spherical Ellipsoidal Berikut jenis reflektor dan arah cahaya yang dipantulkan. ane. Reflektor Parabolic Reflektor Parabolic menghasilkan sinar yang keras. Cahaya yang mengarah ke reflektor parabolic dipantulkan sejajar dan paralel. Sehingga menghasilkan sinar yang terang. Reflektor ini digunakan pada lampu PAR.[Parabolic Aluminised Reflector] Reflektor ini menyatu dengan bohlamnya. 2. Reflektor Spherical [bulat] Reflektor spherical, cahaya yang mengarah ke reflektor dipantulkan kembali kearah dimana titik cahaya berasal. Reflektor ini digunakan pada lampu Fresnel dan lampu Plano-convex. 3. Reflektor Ellipsoidal Reflektor Ellipsoidal berbentuk setengah ellipsoid, reflektor ini paling efesien dibandingkan reflektor lampu pangung yang lain, mempunyai dua titik fokus. Titik fokus pertama berada dekat dengan reflektor, yaitu titik sumber cahaya. Titik fokus kedua yaitu titik fokus cahaya pantulan yang menyatu dengan cahaya dari sumbernya sehingga cahaya memusat di titik ini. Reflektor ini digunakan pada lampu Ellipsoidal [lampu contour / lekolite.] Dan yang perlu di ingat untuk reflektor ellipsoidal, cahaya yang berada di atas akan dipantulkan ke bawah begitupun sebaliknya cahaya yang berada di bawah akan dipantulkan ke atas. ? . Bagaimana kalau memasang gobo terbalik? ! . Jika kamu memasang gobo terbalik itu betul, cahaya gobo yang dihasilkan akan norma. seperti gambar dibawah ini 4. Reflektor CyC/overflowing Reflektor untuk lampu CyC. Reflektornya lebih sederhana. Terbuat dari plat logam dengan permukaan bergelombang/ tidak rata. Hal itu berguna untuk memecah sinar yang datang. Contoh dua model reflektor CyC A. Cahaya yang di hasilkan simetris B. Cahaya yang di hasilkan asimetris. Reflektor ini lebih cocok untuk menerangi cyclorama/ back drib. Jenis-Jenis Lensa Pada Lampu Panggung Kaca adalah dasar sebuah lensa. Jika cahaya melewati kaca cahaya akan dibiaskan [dibengkokkan]. Gambar dibawah ini adalah pembiasan oleh lensa kaca Hukum pembiasan menyatakan Cahaya saat melewati media yang mempunyai kepadatan berbeda [udara – kaca] cahaya akan di bengkokkan, kemudian menembus lurus searah cahaya itu datang. Tiga Tipe Lensa Dasar Convex, Concave , Plano-convex Lensa Plano-Convex Lensa plano-covex mempunyai dua sisi permukaan yang berbeda. Satu sisi permukaannya datar dan sisi permukaan yang lain cembung. Lensa digunakan untuk mengarahkan sinar yang menyebar dari reflektor maupun dari sumbernya yang di pusatkan menjadi cahaya yang terang. Pada gambar ini cahaya melalui lensa cembung [plano-convex] akan di bengkokkan tegak lurus, begitupun sebaliknya ketika lensa cembung [plano-convex] mendapat cahaya tegak lurus cahaya tersebut akan dibengkokkan tegak lurus. Lensa fesnel Lensa fesnel berasal dari lensa plano-convex yang dikembangkan untuk mengurang berat dan kemungkinan retak karena panas yang berlebihan. Dengan cara, lensa plano-convex dipotong mengurangi ketebalannya. Lensa fresnel permukaan rata dengan deretan gelombang yang melingkar. Cahaya yang melaluinya akan dibiaskan oleh deretan gelombang itu sehingga membuat cahaya menjadi halus dan lembut Contoh Lensa fresnel Lampu Par Untul lampu Par Reflektor dan lensanya menyatu bersama bohlamnya. Berikut Contoh bohlam Lampu Par 64 dengan beberapa tipe ACL [ Air Arts and crafts Landing ] Wide Super Wide Semoga dengan artikel ini kita bisa lebih memahami. Bahwa lampu panggung itu mempunyai karakter cahaya yang berbeda. Setiap jenis lampu menghasilkan cahaya yang berbeda karena reflektor dan lensanya. Mari pelajari lampu panggung lebih dalam. Mari! Tata lampu pertunjukanmu dengan apik. Ketika satu pertunjukan dipersiapkan gear up sudah dibangun di atas panggung, atau mungkin juga pertujukan itu hanya menggunakan panggung kosong. Tetapi pencahayaan akan tetap mempersiapkan untuk mengemas pertunjukannya. Pertunjukan teater/drama tidak akan lepas dari penyajian suasana [mood] adegan, ? Bagaimana menghadirkan mood itu? ! ; Sebagai Penata Cahaya kamu perlu mengenali karakter cahaya yang dihasilkan lampu-lampu panggung. Beberapa jenis lampu panggung perlu kamu amati perbedaan cahayanya, sehingga bisa memilih jenis lampu yang kamu butuhkan untuk mewujudkan disain cahayamu ? Apa saja jenis lampu panggung itu? ! Ada beberapa jenis lampu yang digunakan di panggung. Lampu Fresnel Lampu dengan lensa fresnel [diucapkan “frennel”], lensa yang ditemuka oleh Augustin- Jean Fresnel [1788-1827]. Awalnya lensa fresnel dipakai untuk lampu mercusuar dan pertamakali digunakan dalam pencahayaan lampu panggung di akhir 1920-an. Berikut bagian-bagian lampu Fresnel dan contohnya Reflektor spherical. Lubang Ventilasi. Yoke. Bohlam Lampu Lensa Dudukan Frame filter/gel. Tuas pengatur spot/flood [bohlam&reflektor menyatu]. Posisi Overflowing. Posisi Spot Lampu Fresnel, cahaya yang dihasilkan rata dan lembut dengan batas cahaya yang halus. Biasanya dipakai untuk lampu depan [wash], lampu expanse. Karakter cahayanya rata sehingga cukup baik untuk membaurkan sela-sela gelap. Fokus/diameter cahayanya lampu fresnel bisa diatur menjadi spot [di kecilkan] atau alluvion [dilebarkan] dengan mekanisme sekrup atau slide. Jika pada posisi flood cahaya terlalu melebar, lampu fresnel dilengkapi dengan barn doors, [perlengkapan lampu untuk memotong cahaya] Lampu PC [Plano-Convex] Lampu dengan lensa [plano-convex] Lampu PC umum di Eropa tetapi jarang terlihat di AS. Cahaya yang dihasilkan lebih tajam dari fresnel dengan batas cahaya lembut tetapi jelas. Aksesoris dan pengaturan fokus/diameter cahaya lampu PC sama dengan lampu fresnel. Perbedaannya hanya pada lensa yang digunakan. Lampu PC sering dipakai untuk lampu special [top light/down calorie-free, dorsum light.] ? Apakah penggunaan lampu fresnel dan PC sebatas itu? ! Tentu saja tidak, lampu Fresnel dan PC tidak menutup kemungkinan untuk posisi- posisi yang lain. Sesuai dengan kreatifmu. Lampu Profile Profile Oblong Spot/Ellipsoidal Reflektor Spotlight [ERS] Kita sering menyebutnya Lampu Profile di Inggris menyebutnya Zoom Profile dan di AS lebih umum dengan menyebutnya Leko. Nama Leko di ambil dari [Joseph Levy and Edward F. Kook] penemu lampu Leko Lampu Profile ada dua jenis ane. Bifocal Profile two. Zoom Profile Bifocal Contour lampu dengan satu lensa dengan drajat / lebar cahaya yang tetap. Fokus cahaya bifocal contour hanya bisa di buat dua fokus, tajam dan lembut, dengan cara memajukan atau memundurkan tabung lensanya Berikut bagian-bagian lampu Profile/Oblong Reflektor Spotlight [ERS] dan contohnya Pegangan pelindung belakang Bohlam lampu Dichroic glass berlapis logam atau reflektor oblong Bukaan & titik silang cahaya dari reflektor Shutter atas Slot gobo/iris Dua lensa plano-convex. Penahan frame filter/gel. Tempat frame filter/gel Kontrol fokus bohlam. Knob rotasi tabung lensa. Shutter bawah. Sekrup penahan focus. A. Philips Strand nineteen- ,26-, 36-, dan 50 derajat;, lampu 575 atau 750 watt. B. Altman Phoenix5-, 10-, 19-,26-, 36-, dan 50 derajat; lampu HPL 575 atau 750 watt Lampu Profile / ERS menghasikan cahaya paling tajam diantara lampu-lampu panggung yang lain, batas ketajaman cahayanya bisa diatur. Dengan cara mengeser lensanya. Lampu Profile/ERS ada beberapa tipe, dari 5 – 50 bahkan ada yang 90 derajat. Semakin besar derajat lampu tersebut semakin lebar cahaya yang dihasilkan. Lensa pada lampu ini bisa kita tukar sesuai drajat lampu yang kamu inginkan, dengan cara menukar tabung dan lensanya [lihat gambar menukar lensa] Untuk lampu dari arah depan [FOH- Front of the house] lebih cocok menggunakan lampu ini. Pada lampu contour/ERS kita bisa memasang perlengkapan gobo atau Iris. Cahaya lampu profile/ERS bisa kita bentuk menjadi persegi, dengan menggunakan empat shutter yang terdapat di keempat sisi lampu. Menukar lensa [tabung lensa] Buka pengunci tabung lensa, kemudian [one] tabung geser keatas dan [2] dorong kedepan. Memotong cahaya dengan shutter Tarik shutter- dan geser ke atas atau ke bawah, sesuai yang diinginkan. Shutter Perlengkapan standar lampu profile. Digunakan untuk memotong cahaya. Terdapat di keempat sisi lampu profile. Gobo Perlengkapan tabahan lampu profile. Plat baja yang diukir [berlubang] deng Model yang bermacam-macam. Gobo bisa dibuat sendiri mengunakan plat baja atau mengunakan plat aluminium yang kemudian dipasang pada holder gobo Iris Perlengkapan tambahan lampu profile. Digunakan untuk mengatur besar kecilnya diameter cahaya. Contoh Iris Shutter dan Holder gobo Lampu Zoom Contour/Zoom Ellipsoidal Lampu zoom profile, lampu dengan dua lensa salah satu lensanya menggunakan lensa bi-convec Berikut bagian-bagian dari lampu zoom profile/zoom oblong dan contohnya 1. Baut untuk membuka bohlam 2. Bohlam lampu three. Slot gobo/iris 4. Mekanik penyesuaian lampu five. Reflektor dichroic 6. Shutter 7. Lensa plano-convex 8. Lensa bi-convex Zoom ETC Source hingga 30 derajat atau25 hingga 50 575- atau 750 watt Lampu zoom contour ini sama dengan lampu profile / ERS tetapi salah satu lensanya menggunakan lensa biconvex sehingga mempunyai rentang sudut [mis Cantata xviii/32, Selecon 32/l] 18/32 berarti cahaya bisa diatur dari drajat terkecil 18 sampai drajat terbesar 32. Cara mengaturnya dengan memaju dan memundurkan lensanya. Zoom profile adalah lampu yang paling baik untuk memproyeksikan gobo. Contoh gobo Lampu PAR 64 [PAR CAN] Lampu PAR adalah lampu reflektor parabolic [Parabolic Aluminised Reflector] PAR ditemukan oleh Clarence Birdseye. Seorang pelopor makanan PAR diperkenalkan di inggris pada 1968 dalam konser Rock & Roll Berikut bagian-bagian lampu PAR 64 dan contohnya Soket lampu Kait belakang untuk membuka bohlam Yoke Tempat frame filter/gel Penyekat cahaya Bohlam lampu PAR-64 1000 watt Lampu Par adalah kelengkapan mandiri, reflektor lensa,dan pijarnya menyatu dalam satu unit. Cahaya yang dihasilkan kuat dan keras, batas cahaya cukup lembut dan berbentuk oval. Bentuk oval dari cahaya lampu par dapat diarahkan dengan memutar bohlam lampu di dalam wadahnya. Bohlam lampu par cukup tahan cuaca dan guncangan sehingga sering dipakai untuk panggung di luar ruangan. Tetapi pada saat ini untuk mendapatkan bohlamnya sudah mulai sulit. Di rental penyewaan sekarang Parcan banyak diganti denga Par LED karena jauh lebih hemat energi dan memungkinkan untuk membuat vareasi warna yang cukup banyak. Lampu Par 64 mempunyai beberapa tipe, CP60 [ Very Nerrow ], CP 61 [ Nerrow ], CP 62 [ medium ] dan ACL [ Air Arts and crafts Landing ]. ACL mempunyai cahaya tajam, lebih tajam dari CP60. Contoh lampu Par Led Lampu Cylorama [CyC] Lampu untuk menerangi Cyclorama/backdrop. Biasanya menggunakan lampu Overflowing. Lampu dengan karakter cahaya sesuai dengan namanya overflowing [banjir] yang lebar dan luas. Selain itu, Striplight, lampu yang terdiri tiga atau empat lampu alluvion dengan iii atau 4 chanel dalam satu rangkaian. Striplight juga ada yang menggunakan lampu Par 38 sebanyak 12 dalam satu rangkaian dengan 3 chanel. Kebutuhannya adalah menerangi cyclorama dengan rata. Berikut contoh lampu untuk cyclorama/back drop PhILIPs stRand LIghtIng PhILIPs seLecon stage LIghtIng coda300w500wSINGLE Time Square phase lighting Lampu Reflektor-Striplight dan Striplight R-38, 3 atau 4 chanel Lampu-lampu di atas sering kita jumpai di gedung pertunjukan. Meskipun sekarang ada beberapa jenis lampu diganti dengan lampu led. Dengan mengenal dan memahami karakter lampu-lampu tersebut kamu akan lebih mudah menentukan pilihan lampu untuk disain tatacahaya mu. Selamat berkarya.
5 Cue Sheet Berupa list yang memuat daftar no channel, intensitas dan lamanya perubahan tiap tiap cue. Pelaksanaan persiapan pementasan biasanya diatur jadwalnya ole Stage Manager (SM), biasanya urutannya adalah pemasangan set, penataan lampu dan penataan suara. Seringkali nyaris dilakukan bersamaan karena masa persiapan yang amat singkat.
Bagaimana Cara Penataan Lampu Di Atas Pentas – Bagaimana Cara Penataan Lampu Di Atas Pentas Pentas adalah tempat dimana para penyanyi, aktor, penari, atau pemusik melakukan pertunjukan di depan penonton. Pentas biasanya memiliki beberapa bagian, salah satunya adalah penataan lampu. Lampu adalah salah satu komponen penting dalam sebuah pertunjukan. Lampu menciptakan atmosfir dan membantu menciptakan suasana di pentas. Jika lampu ditata dengan benar, dapat meningkatkan kualitas pertunjukan. Penataan lampu di atas pentas sebenarnya cukup sederhana. Pertama-tama, Anda harus menentukan tipe lampu yang akan digunakan. Lampu biasanya terdiri dari lampu panggung, lampu sorot, dan lampu gantung. Lampu panggung biasanya digunakan untuk menyinari area pentas secara keseluruhan. Lampu sorot digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih dramatis dan menekankan pada objek atau orang yang sedang bertindak. Sedangkan lampu gantung biasanya digunakan untuk memberikan sentuhan artistik. Setelah Anda menentukan tipe lampu yang akan digunakan, Anda harus menentukan letak lampu. Lampu harus ditempatkan dengan benar agar dapat menciptakan suasana yang tepat. Lampu harus ditempatkan di tempat yang tepat sehingga dapat menciptakan bayangan dan efek dramatis di pentas. Selanjutnya, Anda harus mengatur ketinggian lampu. Ketinggian lampu harus disesuaikan dengan tinggi orang yang sedang bertindak. Ketinggian lampu harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga cahaya lampu tidak menyilaukan mata para penonton. Terakhir, Anda harus mengatur intensitas dan warna lampu. Intensitas cahaya lampu harus disesuaikan dengan kondisi di pentas. Anda dapat menggunakan lampu berwarna untuk mengatur suasana. Jika Anda ingin menciptakan suasana yang lebih dramatis, Anda dapat menggunakan warna-warna tertentu. Itulah beberapa tips yang dapat Anda gunakan untuk menata lampu di atas pentas. Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat menata lampu di pentas dengan benar dan menciptakan suasana yang tepat. Jika Anda melakukannya dengan benar, Anda dapat meningkatkan kualitas pertunjukan dan menciptakan pengalaman yang luar biasa bagi para penonton. Penjelasan Lengkap Bagaimana Cara Penataan Lampu Di Atas Pentas1. Tentukan tipe lampu yang akan digunakan, seperti lampu panggung, lampu sorot, dan lampu gantung. 2. Tentukan letak lampu yang tepat agar dapat menciptakan bayangan dan efek dramatis di pentas. 3. Sesuaikan ketinggian lampu dengan tinggi orang yang sedang aktif di pentas. 4. Atur intensitas dan warna lampu untuk menciptakan suasana yang tepat. 5. Gunakan lampu berwarna untuk menciptakan suasana yang lebih dramatis. Penjelasan Lengkap Bagaimana Cara Penataan Lampu Di Atas Pentas 1. Tentukan tipe lampu yang akan digunakan, seperti lampu panggung, lampu sorot, dan lampu gantung. Penataan lampu di atas pentas adalah salah satu komponen penting dalam penciptaan atmosfer yang tepat untuk berbagai jenis pertunjukan. Proses ini mencakup proses memilih, menempatkan, dan menyesuaikan lampu dengan efektivitas tertinggi. Pertama, Anda harus menentukan tipe lampu yang akan digunakan. Beberapa tipe lampu yang umum digunakan di pentas termasuk lampu panggung, lampu sorot, dan lampu gantung. Lampu panggung dapat digunakan untuk menghasilkan cahaya yang lebih terang dan mencakup area yang lebih luas. Lampu sorot dapat digunakan untuk mencakup area lebih lokal dan membuat cahaya lebih terang di titik tertentu. Lampu gantung dapat digunakan untuk menciptakan efek dramatis dan untuk menciptakan cahaya yang lebih difus. Setelah memilih tipe lampu, Anda harus memikirkan penempatan lampu yang tepat. Ini bisa berarti menempatkan lampu di atas pentas atau di luar pentas. Pada kasus lampu di luar pentas, Anda harus memikirkan ketinggian dan sudut yang tepat. Pada kasus lampu di atas pentas, Anda harus memikirkan ketinggian yang tepat, serta jenis lampu yang tepat untuk area tertentu. Ketika menempatkan lampu, Anda juga harus memikirkan pencahayaan yang tepat untuk pentas. Ini bisa berarti menyesuaikan warna, intensitas, dan fokus cahaya. Anda juga harus mempertimbangkan jenis cahaya yang dapat membuat pertunjukan lebih dramatis dan menarik. Setelah cahaya diatur, Anda harus melakukan tes pencahayaan. Ini akan membantu Anda menentukan jika perlu mengubah posisi lampu atau menyesuaikan intensitas cahaya. Pada tes ini, Anda perlu memantau bagaimana cahaya mempengaruhi panggung dan bagaimana penonton akan mengalami pertunjukan. Penataan lampu di atas pentas dapat menjadi proses yang lama dan menyita waktu. Namun, dengan melakukan proses dengan hati-hati dan menggunakan tipe lampu yang tepat, Anda dapat menciptakan efek yang menarik dan dramatis untuk pertunjukan Anda. 2. Tentukan letak lampu yang tepat agar dapat menciptakan bayangan dan efek dramatis di pentas. Penataan lampu di atas pentas bertujuan untuk menciptakan efek dramatis dan bayangan pada pentas. Ini dapat membantu menciptakan atmosfer yang menarik untuk pentas. Penataan lampu yang tepat akan membantu menciptakan pengalaman yang mengagumkan bagi penonton. Pertama, pentas harus diberi cahaya yang menyediakan sinar yang dibutuhkan untuk menciptakan rasa nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan lampu yang menyediakan cahaya secara merata dan tidak berubah-ubah. Ini akan memastikan bahwa pentas dapat memberikan tampilan yang menarik dan konsisten. Kedua, gunakan lampu yang dapat ditata dengan cara yang tepat untuk menciptakan efek dramatis. Lampu yang memiliki fitur dimming dan focus dapat diatur dengan cara yang tepat untuk menciptakan bayangan dan efek dramatis. Lampu harus diatur dengan cara yang tepat agar dapat menciptakan efek yang diinginkan. Ketiga, pastikan bahwa lampu yang dipilih dapat memberikan efek yang diinginkan. Lampu harus dipilih dengan hati-hati agar dapat menciptakan efek yang diinginkan. Lampu yang dipilih harus memiliki warna yang tepat dan intensitas yang tepat agar dapat menciptakan efek dramatis. Keempat, pastikan bahwa lampu yang dipilih dapat dimatikan atau dimanipulasi dengan mudah. Hal ini akan memastikan bahwa pengaturan cahaya dapat diubah sesuai kebutuhan. Lampu juga harus dapat dimanipulasi dengan mudah agar dapat menciptakan efek yang diinginkan. Dengan menggunakan cara penataan lampu yang tepat, Anda dapat menciptakan efek dramatis di pentas dan menciptakan suasana yang menarik bagi penonton. Penataan lampu yang tepat di pentas akan memastikan bahwa pentas dapat memberikan pengalaman yang menarik dan menyenangkan bagi penonton. 3. Sesuaikan ketinggian lampu dengan tinggi orang yang sedang aktif di pentas. Ketinggian lampu adalah salah satu aspek penting dalam penataan lampu di atas pentas. Ini adalah faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan apakah pencahayaan akan berfungsi dengan baik atau tidak. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan ketinggian lampu dengan tinggi orang yang sedang aktif di pentas. Ketika menyesuaikan ketinggian lampu, pertama-tama Anda harus memastikan bahwa lampu terletak pada ketinggian yang sesuai. Ini berarti bahwa jika tinggi orang yang sedang aktif di pentas adalah 4 kaki, maka ketinggian lampu harus sekitar 4 kaki juga. Ini akan memastikan bahwa lampu memberikan pencahayaan yang tepat dan tidak membuat orang-orang yang sedang aktif di pentas terlalu terang atau terlalu gelap. Selain itu, Anda harus memastikan bahwa lampu terletak pada jarak yang tepat dari orang yang sedang aktif di pentas. Ini berarti bahwa jarak antara lampu dan orang yang sedang aktif di pentas harus sesuai dengan tinggi orang tersebut. Misalnya, jika tinggi orang yang sedang aktif di pentas adalah 4 kaki, maka jarak antara lampu dan orang tersebut harus sekitar 4 kaki juga. Ini akan memastikan bahwa lampu tidak memberikan pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu gelap. Ketika menyesuaikan ketinggian lampu, Anda juga harus mempertimbangkan jenis lampu yang Anda gunakan. Beberapa jenis lampu hanya akan memberikan pencahayaan yang tepat jika ditempatkan pada ketinggian yang sesuai. Misalnya, lampu PAR Parabolic Aluminized Reflector hanya akan memberikan pencahayaan yang tepat jika ditempatkan pada ketinggian 8-10 kaki. Oleh karena itu, Anda harus memastikan bahwa jenis lampu yang Anda gunakan sesuai dengan tinggi orang yang sedang aktif di pentas. Untuk menyesuaikan ketinggian lampu dengan tinggi orang yang sedang aktif di pentas, Anda juga bisa menggunakan peralatan yang disebut “riggerâ€. Rigger adalah alat yang dapat Anda gunakan untuk mengatur ketinggian lampu dengan tepat. Alat ini juga akan memastikan bahwa lampu terletak pada jarak yang tepat dari orang yang sedang aktif di pentas. Anda bisa menggunakan rigger untuk menyesuaikan ketinggian lampu dengan tepat dan memastikan bahwa pencahayaan yang dihasilkan adalah tepat. Jadi, untuk menyesuaikan ketinggian lampu dengan tinggi orang yang sedang aktif di pentas, Anda harus memastikan bahwa lampu terletak pada ketinggian yang sesuai dan jarak yang tepat dari orang tersebut. Anda juga harus memastikan bahwa jenis lampu yang Anda gunakan sesuai dengan tinggi orang tersebut. Terakhir, Anda bisa menggunakan alat rigger untuk memastikan bahwa ketinggian lampu sesuai dengan tinggi orang yang sedang aktif di pentas. Dengan menyesuaikan ketinggian lampu dengan tepat, Anda akan memastikan bahwa pencahayaan yang dihasilkan adalah tepat. 4. Atur intensitas dan warna lampu untuk menciptakan suasana yang tepat. Lampu pentas adalah salah satu komponen penting dalam menciptakan suasana yang tepat untuk pertunjukan teater, konser, dan berbagai acara lainnya. Intensitas dan warna lampu yang dipilih dapat menentukan bagaimana pertunjukan akan terlihat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa penataan lampu di atas pentas dipilih dengan cermat. Intensitas cahaya dapat menciptakan suasana yang berbeda. Lampu yang terlalu terang dapat membuat pertunjukan terlihat terlalu mencolok, sedangkan lampu yang terlalu redup dapat membuat orang merasa sunyi dan tidak menyenangkan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa intensitas lampu dipilih dengan benar, sehingga dapat menciptakan suasana yang tepat. Selain intensitas, warna lampu juga penting. Warna lampu dapat membuat ruang terlihat berbeda, dan dapat menentukan bagaimana orang merasakan ruangan. Warna yang cerah dan menyenangkan seperti kuning, merah, dan hijau dapat menciptakan suasana yang positif dan bahagia, sedangkan warna yang lebih gelap seperti biru dan ungu dapat menciptakan suasana yang lebih tenang dan kontemplatif. Ketika menata lampu di atas pentas, penting untuk mempertimbangkan kembali warna dan intensitas yang dipilih. Intensitas yang terlalu terang atau redup dapat membuat pertunjukan terlihat tidak menyenangkan, sedangkan warna yang salah dapat menciptakan suasana yang tidak tepat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa warna dan intensitas yang dipilih sesuai dengan jenis pertunjukan, dan dapat menciptakan suasana yang tepat. 5. Gunakan lampu berwarna untuk menciptakan suasana yang lebih dramatis. Lampu berwarna adalah salah satu cara terbaik untuk menciptakan suasana yang lebih dramatis di atas pentas. Lampu berwarna dapat memberikan pencahayaan yang unik dan dapat membantu menciptakan efek yang menarik. Lampu berwarna dapat digunakan untuk menciptakan warna-warna yang menarik di pentas dan memberikan pencahayaan tambahan untuk menekankan suasana yang ingin dicapai. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan lampu berwarna di atas pentas adalah memastikan bahwa lampu tersebut dapat diposisikan dengan benar. Lampu harus diposisikan dengan tepat agar cahaya yang dihasilkan dapat melekat dengan baik ke obyek yang ingin ditonjolkan. Lampu harus diposisikan dengan benar agar dapat membentuk gambar yang tepat dan memaksimalkan efek yang ingin dicapai. Selain itu, juga perlu diperhatikan bahwa lampu berwarna harus dipilih sesuai dengan efek yang ingin dicapai. Lampu yang dipilih harus cocok dengan jenis pencahayaan yang diinginkan. Hal ini dapat membantu menciptakan suasana yang lebih dramatis di atas pentas. Ketika memilih lampu berwarna, juga perlu diperhatikan bahwa lampu harus dipilih dengan tepat. Lampu yang dipilih harus sesuai dengan jenis pencahayaan yang diinginkan dan harus memiliki fitur dimming yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat membantu menciptakan efek yang tepat dan memaksimalkan efek dramatis yang diinginkan. Jadi, lampu berwarna adalah salah satu cara terbaik untuk menciptakan suasana yang lebih dramatis di atas pentas. Lampu berwarna harus dipilih dengan benar sesuai dengan jenis pencahayaan yang diinginkan dan harus diposisikan dengan tepat agar dapat menghasilkan efek yang menarik. Dengan mempertimbangkan semua hal tersebut, Anda dapat menciptakan suasana yang lebih dramatis di pentas.
Aayp. 436 296 394 112 298 33 218 106 498